ETS APSI 2023
Nama : Nabila A’idah Diani
NRP : 5025211032
Kelas : APSI E
ETS APSI 2023
6. Dalam aplikasi HRD, apa saja yang menjadi kebutuhan
aplikasi sistem informasinya?
Jawaban:
Kebutuhan aplikasi sistem
informasi adalah daftar atau kumpulan persyaratan atau spesifikasi yang harus
dipenuhi oleh aplikasi sistem informasi agar berfungsi seperti yang diharapkan
dan memenuhi kebutuhan pengguna atau organisasi. Kebutuhan aplikasi sistem
informasi dapat mencakup berbagai aspek seperti fungsionalitas, kinerja, keamanan,
keandalan, interoperabilitas, dan tampilan antarmuka pengguna. Kebutuhan ini menjadi
dasar untuk perancangan, pengembangan dan pengujian aplikasi sistem informasi untuk
memastikan bahwa aplikasi yang dibuat benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna dan
organisasi. Salah satu contoh kasus kebuthan aplikasi sistem informasi adalah
pada pembuatan dan pengembangan aplikasi HRD. Aplikasi HRD (Human Resource Development) bertujuan dalam
memberi kemudahan di bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di suatu organisasi
maupun perusahaan. Dalam mempersiapkan aplikasi sistem informasi HRD, terdapat
beberapa kebutuhan yang umum dibutuhkan dalam tahap ini, seperti:
1. Manajemen
data karyawan: Aplikasi HRD harus dapat menyimpan, mengelola, dan memperbarui
data karyawan seperti identitas, riwayat pekerjaan, dan kinerja.
2. Pengelolaan
upah dan tunjangan: Aplikasi HRD harus bisa menghitung upah dan tunjangan
karyawan sesuai aturan yang
ditetapkan perusahaan.
3. Merekrut
dan Mempekerjakan: Aplikasi HRD harus dapat menangani perekrutan dan perekrutan
karyawan baru, termasuk mengumpulkan resume, melakukan wawancara, dan
melaporkan hasil seleksi.
4. Pelatihan
dan Pengembangan: Aplikasi HRD harus dapat mengelola program pelatihan dan
pengembangan karyawan seperti pelatihan keterampilan, program pendampingan dan
pengembangan karir. Penilaian Kinerja: Aplikasi HRD harus dapat melakukan
penilaian kinerja karyawan dan melacak kinerja individu.
5. Cuti
Manajemen: Sebuah aplikasi HRD harus dapat mengelola jadwal cuti karyawan dan
memastikan bahwa karyawan tidak cuti
pada waktu yang sama.
6.
Manajemen
Kehadiran: Aplikasi HRD harus dapat mengelola absensi karyawan, termasuk
check-in dan check-out, cuti, izin, dan kehadiran.
7.
Laporan
dan analitik: Aplikasi HRD harus dapat menghasilkan laporan dan analitik
tentang kinerja karyawan, biaya penggajian, absensi, dan manajemen SDM secara
umum.
8. Kepatuhan:
Aplikasi HRD harus dapat memastikan bahwa perusahaan mematuhi undang-undang dan
peraturan HR yang berlaku, seperti undang-undang ketenagakerjaan dan peraturan
pajak.
7. Sebutkan dan jelaskan komponen sistem
informasi
Jawaban:
Sistem informasi adalah
suatu sistem yang terdiri dari orang, teknologi informasi, proses bisnis dan
informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
mendistribusikan informasi yang bermanfaat dan berguna untuk pengambilan keputusan
dalam suatu organisasi atau bisnis. Contoh sistem informasi umum di perusahaan adalah sistem manajemen
basis data, sistem manajemen personalia, sistem manajemen produksi, sistem
manajemen persediaan, dan sistem manajemen pelanggan. Ketika mengembangkan
sistem informasi, penting untuk memahami kebutuhan bisnis dan tujuan organisasi
sehingga sistem informasi yang dikembangkan dapat menawarkan perusahaan atau
organisasi sebanyak mungkin keuntungan. Suatu sistem informasi terdiri dari
beberapa bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung. Berikut adalah
beberapa bagian penting dari sistem informasi beserta penjelasannya:
1.
Input: Komponen ini mengumpulkan data atau
informasi yang dimasukkan ke dalam sistem informasi. Input dapat dilakukan
dengan beberapa cara, seperti mengisi formulir, memindai dokumen dan
menggunakan sensor elektronik.
2. Proses: Komponen ini memproses dan
menganalisis informasi yang dimasukkan ke dalam sistem informasi. Proses
tersebut dapat berupa pemrosesan data, agregasi data, dan pemrosesan analitik.
3. Output : Komponen ini berfungsi untuk
menampilkan atau menghasilkan informasi yang diolah oleh sistem informasi.
Output dapat berupa laporan, grafik, bagan, atau tampilan visual lainnya.
4. Database:
Komponen ini menyimpan dan mengelola data yang dimasukkan ke dalam sistem
informasi. Pengguna dengan hak
akses tertentu dapat mengakses dan memanipulasi database.
5. Hardware: Komponen ini adalah perangkat fisik yang
digunakan untuk menjalankan sistem informasi, seperti komputer, server,
jaringan, dan perangkat input/output.
6. Software: Komponen ini adalah program atau
aplikasi yang digunakan untuk mengontrol sistem informasi, seperti sistem
operasi, pengolah kata dan aplikasi khusus.
7. Orang: Komponen ini adalah pengguna atau
administrator sistem informasi, seperti pengguna akhir, administrator sistem,
dan pengembang sistem.
Ketujuh komponen diatas
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam sistem informasi. Keberhasilan
suatu sistem informasi tergantung pada kerja yang terintegrasi dan saling
mendukung dari semua komponen tersebut.
8. Deskripsikan
karakteristik pekerjaan Analyst, dan kemampuan/ skill apa yang harus dimiliki
oleh seorah Analyst Sistem Informasi
Jawaban:
Analis adalah orang yang
menganalisis informasi, data, atau situasi tertentu untuk memberikan wawasan
dan rekomendasi yang bermanfaat bagi organisasi atau individu. Seorang analis
dapat bekerja di berbagai bidang seperti keuangan, bisnis, teknologi informasi,
pemasaran, kesehatan atau sektor publik. Tugas seorang analis termasuk
mengumpulkan, memproses, dan menafsirkan data untuk menghasilkan laporan,
prakiraan, dan rekomendasi berdasarkan temuan tersebut. Mereka menggunakan
metode analisis kuantitatif dan kualitatif untuk membantu organisasi membuat
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan bisnis
atau organisasi. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya volume data,
analisis menjadi tugas yang semakin penting, sehingga organisasi membutuhkan
orang yang dapat memahami data dan memberikan informasi yang berguna untuk
membuat keputusan yang lebih baik. Salah satu contoh dari pekerjaan analis
adalah analis sistem informasi. Analis sistem informasi adalah orang yang
tugasnya menganalisis, merancang, dan mengembangkan sistem informasi yang membantu organisasi atau perusahaan mencapai
tujuannya. Tugas utama seorang analis sistem informasi adalah mempelajari persyaratan
bisnis dan teknologi informasi dari suatu organisasi dan merancang solusi yang
efektif dan efisien untuk mereka. Seorang analis sistem informasi harus
memiliki pengetahuan luas tentang
teknologi informasi, bisnis dan manajemen proyek. Mereka harus mampu
mengidentifikasi masalah dalam sistem informasi yang ada dan memberikan solusi
untuk memperbaikinya. Selain itu, analis sistem informasi harus mampu
berkomunikasi dengan baik dengan pelanggan dan anggota tim untuk memastikan
bahwa sistem yang dibuat memenuhi persyaratan bisnis dan teknologi. Beberapa karakteristik
umum dari pekerjaan Analyst dan juga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
Analust Sistem Informasi adalah sebagai berikut
1. Keterampilan analitis: seorang analis
sistem informasi harus dapat mengumpulkan informasi, menganalisisnya, dan
membuat keputusan berdasarkan itu.
2. Keterampilan komunikasi: Analis Sistem
Informasi harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan,
pengembang, manajemen, dan anggota tim lainnya. Mereka harus mampu
mengungkapkan solusi TI yang kompleks dalam bahasa yang mudah dipahami.
3. Kreativitas: seorang analis sistem
informasi harus mampu berpikir kreatif dan menemukan solusi IT yang inovatif
dan efektif untuk memecahkan masalah bisnis yang kompleks. Pemecahan masalah:
seorang analis sistem informasi harus dapat mengidentifikasi masalah dan
menemukan solusi TI yang tepat untuk menyelesaikannya.
4. Pemahaman bisnis: seorang analis sistem
informasi harus memahami operasi bisnis organisasi dan bagaimana teknologi
informasi dapat mendukung tujuan bisnis tersebut.
5.
Memahami Teknologi Informasi: Seorang
analis sistem informasi harus memahami teknologi informasi dan aplikasi bisnis
yang digunakan oleh organisasi.
6. Memahami Proses Bisnis: Seorang analis
sistem informasi harus memahami proses bisnis organisasi dan bagaimana
teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses
bisnis tersebut.
7. Keterampilan Analisis Data: Seorang analis
sistem informasi harus dapat mengumpulkan dan menganalisis data untuk
mengidentifikasi tren, pola, dan masalah. Kemampuan perencanaan: seorang analis
sistem informasi harus mampu merencanakan dan mengembangkan solusi TI yang
sesuai dengan kebutuhan bisnis.
8.
Memahami keamanan informasi: seorang
analis sistem informasi harus memahami keamanan informasi dan mampu merancang
solusi TI yang aman dan terlindungi dari serangan keamanan informasi.
9. Keterampilan Manajemen Proyek: Analis
Sistem Informasi harus memiliki keterampilan manajemen proyek untuk
mengoordinasikan tim pengembangan dan memastikan proyek selesai tepat waktu dan
sesuai anggaran.
9. Sebutkan tahapan pembangunan aplikasi sistem
informasi. Apa saja output dari masing-masing tahapan?
Jawaban:
Tahapan pengembangan
aplikasi sistem informasi adalah urutan kegiatan dimana aplikasi sistem
informasi direncanakan, dikembangkan, diuji, dan dipelihara dari awal sampai
akhir. Langkah - langkah ini dapat bervariasi tergantung pada metode perangkat
lunak yang digunakan dan kompleksitas proyek yang dilakukan. Namun secara umum langkah
– langkah pembangunan aplikasi sistem informasi terdiri dari analisis kebutuhan
di mana tahapan ini dilakukan untuk memahami kebutuhan dan masalah yang ingin
dipecahkan, perancangan yang merupakan tahap dalam merancang arsitektur,
fungsionalitas, antarmuka pengguna, dan database dari aplikasi sistem informasi,
pengembangan di mana merupakan tahap dalam membuat aplikasi sistem informasi sesuai
desain yang telah dirancang, pengujian adalah tahap dalam memastikan bahwa
aplikasi sistem informasi yang telah dibangun memiliki fungsi baik dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna, implementasi yang merupakan tahap perkenalan
aplikasi sistem informasi ke dalam lingkungan produksi, dan maintenance yang merupakan
tahap pemeliharaan aplikasi sistem informasi. Dalam setiap tahapan dari
kegiatan pengambangan aplikasi sistem informasi terdapa output yang diinginkan.
Berikut merupakan tahapan dari pengembangan aplikasi sistem informasi beserta
output yang diinginkan:
1. Analisis
Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan salah satu
tahapan pengembangan aplikasi sistem informasi yang berfungsi dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan mendefinisikan kebutuhan pengguna dan sistem dalam mengembangkan
sistem informasi. Tujuan dari tahap ini adalah memastikan bahwa sistem
informasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan pengguna yang
ditarget. Adapun output yang dihasulkan dalam tahap ini adalah
a) Dokumen
Kebutuhan
b) Model
Proses Bisnis
c) Diagram
Use Case
d) Prototype
e) Rencana
Proyek
2. Desain
sistem
Dalam tahapan pengembangan aplikasi sistem
informasi, desain sistem merupakan proses dalam merancang sistem informasi
berdasarkan data hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.
Tujuan dari tahap ini adalah menghasiklkan rancangan sistem informasi yang
memenuhi kebutuhan bisnis dan pengguna secara efektif dan efisien. Adapun
output yang dihasilkan dalam tahap ini adalah
a) Arsistektur
sistem
b) Model
data
c) Desain
antarmuka pengguna
d) Desain
basis data
e) Spesifikasi
perangkat lunak
f) Rancangan
sistem keamanan
g) Dokumen
desain
3. Perkembangan
Dalam tahap pengembangan aplikasi sistem
informasi, perkembangan merupakan proses implementasi desain sistem menjadi
sistem informasi yang dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
pengguna. Adapun output dari tahap ini adalah
a) Kode
program
b) Modul
dan komponen sistem
c) Sistem
informasi yang berjalan
d) Dokumentasi
pengembangan
e) Uji
coba dan validasi
f) Laporan
pengembangan
4. Integrasi
dan pengujian
Dalam tahap pengembangan aplikasi sistem
informasi, integrasi dan pengujian adalah proses dalam mengintegrasikan semua
komponen sistem informasi dan melakukan pengujian untuk memastikan bahwa sistem
informasi bekerja dengan baik dan memenuhi kebutuhan bisnis dan pengguna.
Adapun output dari tahap ini adalah
a) Sistem
informasi terintegrasi
b) Pengujian
unit
c) Pengujian
integrasi
d) Pengujian
fungsionalitas
e) Pengujian
keamanan
f) Dokumentasi
pengujian
5. Penerapan
Dalam tahapan pengembangan aplikasi sistem
informasi, penerapan merupakan bagian dalam mengimplemntasikan sistem informasi
yang telah dikembangkan ke dalam lingkungan produksi sehingga sistem informasi
dapat digunakan pengguna sesuai dengan kebutuhan. Adapun output dari tahap ini
adalah
a) Sistem
informasi yang berjalan
b) Dokumentasi
sistem
c) Pelatihan
pengguna
d) Pemeliharaan
sistem
e) Evaluasi
penggunaan sistem
f) Rekomendasi
perbaikan
6. Maintenance
Dalam tahapan pengembangan aplikasi sistem
informasi, maintenance merupakan proses dalam menjaga kinerja sistem informasi
setelah sistem telah diimplementasikan ke dalam lingkungan produksi, sehingga
sistem informasi dapat berjalan secara optimal dan memenuhi kebutuhan bisnis
dan pengguna. Adapun output dari tahap ini adalah
a) Pemeliharaan
rutin
b) Perbaikan
bug
c) Upgrade
sistem
d) Peningkatan
fungsionalitas
e) Pemeliharaan
keamanan
Setiap langkah memiliki
hasil yang berbeda dan merupakan bagian penting dari keseluruhan pengembangan
sistem informasi. Kualitas hasil setiap langkah mempengaruhi kualitas sistem
informasi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, setiap langkah dibangun dengan penuh keperhatian dan ketelitian.
10. Apa yang disebut
dengan studi kelayakan ? Mengapa diperlukan sebelum membangun aplikasi,
jelaskan sertai contoh.
Jawaban:
Studi kelayakan merupakan
suatu proses untuk mengevaluasi apakah suatu proyek atau usaha layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Dalam konteks pengembangan aplikasi sistem informasi,
tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah proyek pengembangan
sistem informasi layak atau tidak. Sebelum membuat aplikasi, studi kelayakan
dilakukan untuk memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi persyaratan bisnis
dan teknis, serta untuk mengevaluasi manfaat dan biaya yang terkait dengan
proyek tersebut. Studi kelayakan diperlukan karena memiliki peran yang sangat
penting dalam memastikan kesuksesan proyek pengembangan sistem informasi.
Dengan melakukan studi kelayakan, organisasi dapat memutuskan apakah proyek
tersebut layak dilakukan atau tidak, sehingga dapat menghindari kerugian
finansial dan memastikan keberhasilan pengembangan sistem informasi. Sebagai
contoh, studi kelayakan dalam pengembangan aplikasi sistem informasi dapat
dilakukan dalam proyek pengembangan sistem manajemen gudang. Studi kelayakan
meliputi
1. Penilaian
kebutuhan bisnis
Penilaian kebutuhan bisnis (business needs
assessment) adalah proses pengumpulan, analisis, dan evaluasi informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan bisnis suatu organisasi untuk dapat menentukan
solusi terbaik yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya. Penilaian
kebutuhan bisnis dapat mencakup beberapa hal seperti identifikasi masalah
bisnis yang perlu diatasi, identifikasi peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan,
analisis proses bisnis yang sudah ada, serta pengumpulan kebutuhan fungsional
dan non-fungsional. Dengan melakukan penilaian kebutuhan bisnis yang
komprehensif, organisasi dapat memastikan bahwa solusi yang ditawarkan dapat
memenuhi kebutuhan bisnisnya dengan baik dan dapat membantu mencapai tujuan
bisnis yang diinginkan. Penilaian kebutuhan bisnis juga dapat membantu dalam
menghindari risiko kesalahan dalam pengembangan sistem atau proyek, mengurangi
biaya pengembangan dan meningkatkan efektivitas solusi yang diberikan.
2. Analisis
teknis
Analisis teknis dalam feasibility study
(studi kelayakan) adalah proses yang dilakukan untuk mengevaluasi aspek teknis
dari suatu proyek atau usaha yang sedang dipertimbangkan dengan tujuan untuk
mengevaluasi kelayakan teknis dari proyek atau usaha yang akan dilakukan, serta
memastikan bahwa solusi yang diusulkan dapat memenuhi persyaratan teknis dan
dapat diimplementasikan dengan sukses. Dalam konteks pengembangan aplikasi
sistem informasi, analisis teknis dalam feasibility study meliputi beberapa
aspek seperti identifikasi teknologi yang akan digunakan, penilaian kemampuan
teknis tim pengembang, identifikasi persyaratan teknis dan fungsional yang
harus dipenuhi oleh sistem, dan penentuan infrastruktur dan perangkat keras
yang diperlukan untuk mengembangkan sistem. Hasil dari analisis teknis dalam
feasibility study dapat membantu organisasi dalam memutuskan apakah proyek atau
usaha tersebut layak untuk dilakukan secara teknis, serta dapat membantu dalam
mengembangkan rencana pengembangan dan implementasi sistem yang lebih baik dan
efektif.
3. Penentuan
ketersediaan sumber daya
Penentuan ketersediaan sumber daya adalah
salah satu aspek penting dalam studi kelayakan (feasibility study) karena akan
mempengaruhi kemampuan suatu proyek untuk dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Bidang ini mencakup analisis terhadap berbagai jenis sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan proyek, seperti sumber daya manusia, sumber daya
finansial, sumber daya alam, dan sumber daya teknologi. Dalam penentuan
ketersediaan sumber daya, studi kelayakan harus memperhitungkan berbagai faktor
seperti biaya, waktu, kualitas, dan risiko. Tujuannya adalah untuk menentukan
apakah proyek dapat dilaksanakan secara efektif dengan mempertimbangkan semua
faktor yang relevan, serta untuk mengidentifikasi potensi masalah dan risiko
yang dapat menghambat kesuksesan proyek.
4. Perhitungan
biaya dan manfaat
Perhitungan biaya dan manfaat (cost-benefit analysis)
adalah salah satu bagian penting dalam studi kelayakan (feasibility study) yang
bertujuan untuk mengevaluasi apakah suatu proyek layak secara finansial. Dalam
perhitungan biaya dan manfaat, akan dianalisis dan dibandingkan antara biaya
yang dikeluarkan untuk menjalankan proyek dengan manfaat yang diperoleh dari
proyek tersebut dan melibatkan penentuan biaya awal dan biaya operasional yang
diperlukan untuk menjalankan proyek, serta manfaat finansial yang dapat
diperoleh dari proyek tersebut seperti peningkatan pendapatan, penghematan
biaya operasional, atau peningkatan efisiensi. Hasil dari perhitungan biaya dan
manfaat dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proyek layak dilaksanakan
dari sudut pandang finansial. Jika manfaat proyek lebih besar dari biaya, maka
proyek dapat dianggap layak dan dapat dilanjutkan. Namun, jika biaya proyek
lebih besar dari manfaatnya, maka proyek tidak layak secara finansial dan harus
dipertimbangkan kembali.
Dalam studi kelayakan
ini, organisasi dapat mengevaluasi kebutuhan bisnis dari sistem manajemen
inventaris, teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem tersebut,
ketersediaan sumber daya, serta biaya dan manfaat dari pengembangan sistem
manajemen inventaris. Hasil dari studi kelayakan dapat membantu organisasi
dalam membuat keputusan apakah layak atau tidak untuk mengembangkan sistem manajemen
inventaris.
Comments
Post a Comment